KALIANDA - Marga Legun kebandaran Way Urang
Kalianda menggelar acara halal bihalal dengan 5 marga adat, dan juga Forkopimda
Kabupaten Lampung Selatan. Tradisi yang erat dengan masyarakat Islam itu
dilaksanakan di Lamban Balak Marga Legun, di Kelurahan Way Urang, Kecamatan
Kalianda, Minggu (15/5/2022).
Halal bihalal bertujuan untuk menjalin
silaturahmi dengan saling memaafkan, antar jajaran pemerintah daerah maupun para
tokoh adat Marga Legun. Kegiatan menjadi pelepas setelah ditiadakan pada tahun
2020, 2021 karena pandemi Covid-19. Acara itu pun hanya berlangsung beberapa
jam karena hanya menyampaikan sambutan, serta harapan kepada masyarakat adat
dan juga pemerintah.
Tidak ada salam-salaman karena Covid-19 masih
ada. Sebelum memasuki acara inti, Pangikhan Sangun Khatu Ya Bandakh II, Rudi
Setiawan, berbincang dengan pejabat-pejabat yang hadir. Ada Bupati Lampung
Selatan, H. Nanang Ermanto, Kapolres Lamsel, AKBP. Edwin, S.IK, Ketua DPRD
Lamsel, H. Hendry Rosyadi, beserta pejabat lainnya. Mereka disajikan tarian
adat Lampung.
"Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat
silaturahmi tali persaudaraan, karena sudah lama tidak pernah bertemu, yaitu
selama 2 tahun karena pandemi Covid-19," ucap Kakhiya Pikulun, Paksi
Canggu yang ditunjuk menyampaikan laporan.
Pria yang bernama asli Wahyuddin ini
menambahkan, terjalinnya silaturahmi juga sebagai wujud kebersamaan dalam
menjaga kelestarian adat, dan budaya bagi Marga Legun. Baik dalam keadaan susah
maupun senang. Seluruh keluarga Sangun Khatu Ya Bandakh II, kata Kakhiya
Pikulun, memiliki niat dari dalam hati yang rindu dengan seluruh keluarga
karena kita sudah lama tidak bertemu.
"Alhamdulillah, hari ini kita bertemu di
sini, duduk berhadapan susah senang bersama. Inilah tanda persaudaraan,"
katanya.
Pangikhan Sangun Khatu Ya Bandakh II, berharap
kegiatan ini menjadi kesempatan kepada semua pihak supaya saling memaafkan.
Menurut dia, usai Ramadan, banyak kesalahan dan kekeliruan yang mungkin telah
terjadi. Lagipula, selama dua tahun terakhir acara halal bihalal tidak
dilakukan di Lamban Balak Marga Legun karena alasan yang kuat.
"Ini ajang silaturahmi karena sudah lama
tidak bertemu, saya ingin memanfaatkan momen ini untuk kita semua,"
katanya.
Pangikhan juga menyampaikan pesan kepada
pemerintah daerah. Dia menegaskan bahwa adat sudah ada sejak dahulu kala
sebelum adanya pemerintahan yang mengatur sekarang. Menurut dia, semua hal ada
aturannya. Sejak zaman adat memang sudah demikian. Tapi setelah ada pemerintah,
semua pihak harus paham dengan posisi masing-masing.
"Adat tetap bersinergi dengan pemerintah
yang sekarang, dukung programnya, ambil bagian di dalam pemerintahan. Bidang
seni, bidang perdagangan, masyarakat harus bisa survive di dalam pemerintahan
ini," katanya.
Pangikhan Rudi Setiawan, yang juga Wakapolda
Sumatra Selatan, mengatakan jika pemerintahan maju, ekonominya baik, besar
kemungkinan masyarakatnya akan maju juga. Di sisi lain, masih banyak lagi
program yang bisa melestarikan adat. Rudi mengutarakan keinginannya mengajak
Marga Legun menjadi pelopor dalam kebaikan. Tentunya dengan keahlian dan
kemampuan yang dimiliki.
"Semua langkah-langkah kebaikan silakan
dilakukan dengan bidangnya masing-masing. Pakai simbol adatnya, ambil bagian,
buktikan bisa memajukan daerahnya," katanya. (kmf/rls)